Hati-Hati Leukemia dan Retinoblastoma Pada Anak

Kanker bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok penyakit yang menakutkan. Leukemia dan retinoblastoma merupakan kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Sekitar 30-40 persen anak menderita kanker darah (leukemia) sedangkan 20-30 persen anak menderita retinoblastoma (kanker pada retina mata).

"Pada tahun 2008 terdapat 16 kasus leukemia dan 7 kasus retinoblastoma di Dharmais, rata-rata anak-anak tersebut dibawa ke rumah sakit setelah menginjak stadium 4," ujar dr. Edi Setiawan Tehuteru, SpA, MHA. Terlambatnya penanganan leukemia dan retinoblastoma ini disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai gejala kanker dan pengobatannya serta adanya masalah sosial ekonomi yang membuat masyarakat telat datang berobat ke rumah sakit.

"Kanker yang terjadi pada anak bisa disembuhkan asalkan dideteksi lebih dini atau pada stadium awal, karena tidak semua kanker pada anak bisa dicegah atau dideteksi dini. Leukemia hanya bisa dicegah dengan memberikan ASI eksklusif sedangkan retinoblastoma bisa dideteksi dini menggunakan alat oftalmoskop," ujar dr. Edi yang juga sebagai penggiat di bangsal anak RS Dharmais.

Retinoblastoma hanya terjadi pada anak usia balita dan bersifat turunan, jika salah satu anggota keluarga ada yang pernah terkena retinoblastoma, maka sebaiknya segera periksakan anak yang lainnya secara rutin. Retinoblastoma ini paling sering terjadi pada anak usia tahun pertama.

"Gejala-gejala untuk retinoblastoma adalah mata seolah bersinar bila kena cahaya (mata kucing), manik mata (bercak) berwarna putih, mata juling dan merah serta bola mata menonjol. Jika dilakukan tes dengan oftalmoskop pada mata yang normal akan berwarna merah sedangkan retinoblastoma tidak memberikan warna merah," tambahnya.

Sedangkan untuk leukimia sampai saat ini masih belum diketahui penyebab pastinya. Namun, pencegahan melalui ASI eksklusif bisa mencapai 21-30 persen.

Gejala awal untuk leukimia adalah anak pucat, sering demam dengan penyebab yang tidak jelas, pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah, lebam kebiru-biruan pada bagian tubuh, perut bengkak, dan nyeri tulang.

Anak yang mengalami kanker darah sebaiknya jangan terlalu lelah dan hindari datang ke tempat keramaian. Anak-anak umumnya jarang mengeluh dan tidak merasakan gejala awal kanker jadi orang tua harus lebih waspada.

Menurut dr. Edi S Tehuteru, apapun yang terasa aneh pada anak segera periksakan ke dokter untuk mengetahui adanya kanker atau tidak serta untuk mendeteksi lebih awal, sehingga harapan kesembuhannya bisa lebih tinggi. Karena kanker pada anak dapat diobati dan diupayakan penyembuhannya jika ditemukan lebih dini.ver/det

Mengenali Sang Ibu, Si Bayi Punya Cara Tersendiri

Bayi yang baru lahir diduga mengidentifikasi ibunya melalui bau harum sang bunda. Namun, peneliti tidak mengerti bagaimana identifikasi bau ini bisa berkembang.

Kevin Franks and Jeffry Isaacson dari University of California, San Diego School of Medicine mengatakan bahwa proses perkembangan ini dasarnya sama dengan cara bayi mengembangkan system penglihatannya untuk mengenali dunia ini. Sehingga, selama periode awal kritis ini, indera penciuman bayi akan bekerja dan mulai mencari bau harum sang ibu.

Penelitian awal dimulai dengan menggunakan otak mencit, peneliti menemukan dua reseptor yang disebut reseptor AMPA dan reseptor NMDA, sebagai komponen kunci pada siklus indera penciuman yang nantinya akan mengalami adaptasi penciuman, seperti dilansir Medicalnewstoday.

Reseptor adalah protein yang terdapat pada 'receiving stations' saraf dan diaktifasi oleh sinyal kimia yang dikenal dengan neurotransmitter yang pada kasus indera penciuman ini menggunakan neurotransmitter glutamate.

Peneliti menemukan dalam jaringan otak mencit yang baru lahir, fraksi dari reseptor NMDA cenderung turun dalam bagian otak yang berhubungan dengan proses penciuman yang dikenal dengan lateral olfactory tract. Pengurangan ini cenderung untuk mengaktifkan hubungan salah satu saraf dalam wilayah tersebut.

Peneliti menemukan bahwa selama periode beberapa minggu setelah melahirkan, sisi indra penciuman pada otak mencit ditunjukkan dengan pengurangan aktifitas reseptor NMDA dibandingkan dengan sisi yang bertahan. Pengurangan pada aktifitas reseptor NMDA disebabkan oleh neuron yang menjadi lebih aktif sejak reseptor AMPA merubah neuron menjadi lebih fungsional.

Bukti lain yang ditemukan adalah perubahan neuron penciuman selama periode ini cenderung menyebabkan indera penciuman lebih menonjol.ver/det