Makanan Pertama Bayi, Ya ASI!

JADIKAN ASI sebagai makanan pertama dan utama bayi. Bahkan ASI sangat disarankan untuk diberikan pada bayi usia 0-6 bulan. Hanya ASI saja. Belum makanan lain. Lantas apa semua ibu dapat memberikan ASI? Pasti!

Umumnya, setelah melahirkan, ibu tidak bisa langsung memberikan ASI. Beragam alasan mereka lontarkan. Mulai dari ASI belum keluar, si bayi tidak mau, sampai ada yang mengaku, ASI-nya sedikit. Semua ini bukan menjadi batu sandungan untuk menyusui bayi. Karena memang itulah makanan utama buah hati mungil Anda.

Memang, menyusui bukan hal mudah. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi berhasil tidaknya seorang bayi menyusu untuk kali pertama. Namun, kebanyakan, ibu panik, jika si bayi belum mau dan belum bisa menyusu. Padahal sejak dalam kandungan, si bayi sudah memiliki cadangan makanan yang bisa membuat bayi bertahan hingga 12 jam sejak kelahirannya.

Menurut dr Elisabeth Hutapea SpA, dari Rumah Sakit Royal Taruma, Pekanbaru, Riau, kesuksesan menyusui bisa terjadi asalkan bayi dan ibu dalam kondisi sehat. Begitu bayi lahir, keringkan bayi secepatnya dan tengkurapkan di dada atau di perut ibu, agar kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu. Biarkan bayi beradaptasi dengan lingkungannya dulu.

Memang usaha si bayi tak selamanya langsung berhasil. Perlu waktu.

"Tunggu selama 20-30 menit. Bayi dengan sendirinya akan bergerak seperti merangkak ke arah payudara ibu. Coba perhatikan, seringkali bayi akan menjilat-jilat kulit maupun areola ibu. Dan juga ada gerakan menghentak-hentakkan kepala di daerah payudara ibu. Jangan kaget, itu salah satu cara bayi untuk memerah payudara ibunya, guna mendapatkan makanan pertamanya, ASI," tutur dr Elisabeth.

"Baru setelah dia siap untuk minum, dalam waktu 40-60 menit atau lebih, dengan sendirinya dia akan menyusu pada ibunya. Kita tidak bisa mengharap ASI akan langsung keluar. Yang penting ada rangsangan hisap dari bayi terhadap payudara ibu. Inilah yang memicu proses pembentukan ASI cepat berjalan," tambahnya.

Jika ternyata belum berhasil, dr Elisabeth menyarankan jangan langsung memberikan susu formula sebagai solusinya. Terus berupaya, agar bayi tidak mengalami bingung puting. Di mana bayi lebih senang minum dari dot dan enggan menyusu langsung dari payudara ibu, karena memang butuh usaha dan tenaga dari si bayi.

Dan, para ibu tidak perlu kaget jika ASI ibu pada awalnya sedikit, karena hal ini berhubungan dengan kondisi hormonal ibu. Satu-dua hari setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron ibu masih tinggi. Hari kedua-ketiga, kedua hormon itu sudah turun, sedangkan hormon prolaktin mulai meningkat. Hormon prolaktin inilah yang diperlukan untuk proses menyusui, selain hormon oksitosin. Apabila inisiasi dini dilakukan, rangsangan hisap bayi pada payudara ibu akan memicu proses pengeluaran hormon oksitosin dan prolaktin berlangsung dengan baik.

Menurutnya, pemberian ASI itu sebenarnya tidak perlu dijadwalkan. Saat bayi lapar, berikan saja ASI. Jadi, berikan ASI sesering bayi mau. Tidak ada jadwal yang jadi patokan. Tapi biasanya, bayi akan merasa lapar setiap 2-3 jam. Ciri bayi cukup ASI, usai menyusui biasanya dia tertidur pulas dan buang air kecil lancar.

"Ingat, agar menyusui lancar, perhatikan posisi bayi. Jangan sampai bayi merasa susah menggapai puting ibu. Usahakan mulut bayi tepat dan benar dengan payudara ibu. Selain itu, jangan berhenti sebelum bayi kenyang. Kerap berhenti akan menyebabkan ASI keluar sedikit," sarannya.

Jika ingin mengganti posisi menyusui, dr Elisabeth menganjurkan sebaiknya habiskan dulu ASI di payudara yang pertama kali diminum bayi. Misalnya payudara kiri. Jika bayi masih lapar, pindahkan ke payudara kanan, dengan catatan payudara kiri ASI-nya sudah tidak ada. Dan, ingat ketika akan menyusui lagi, berikan payudara terakhir yang ibu susukan.
(Mom& Kiddie//tty)

0 komentar: