Baby's Diary

Sumber: ibu ibu DI

Tanya
"Ibu - ibu, ada yang membuat diary perkembangan anaknya dari lahir s/d sekarang ? [sta]

Jawab
"Aku dulu niatnya setiap hari juga begitu, sudah beli diarynya segala, sudah meyiapkan foto-fotonya tapi akhirnya tidak sempat menulis apa-apa. Habis melahirkan sibuk mengurus si kecil. Waktu awal saja rajin. Sekarang aku punya file khusus di PC, cuma dalam format words saja, tapi isinya semua tentang dia. Mulai dia lahir, kapan saja vaksinasinya, kejadian-kejadian yang menggugah hati dll. Nulisnya hanya kalau sempat saja. Tapi moment-moment penting seperti kapan tumbuh gigi, mulai berjalan, sudah aku catat. Kalau sekarang, yang aku catat, perbendaharaan kata baru yg dia kuasai. Kemudian kalau ada moment menarik saja. Seperti kemarin malam dia mau shalat maghrib bareng aku, full 3 rakaat. Wah, aku seneng banget. Walaupun dengan kemampuan yang masih terbatas karena biasanya dia cuma tahan 1 rakaat, buatku ini kebahagiaan tersendiri. Jadi deh masuk di tulisanku." [wul]

"Waktu masih jadi full time mom (FTM), aku rajin mencatat setiap perkembangan anakku. Bisa tiap hari kalau ada kejadian atau perkembangan khusus, juga komplit dengan foto-fotonyanya ... Jadi ada hari pertama lepas bedong, ada hari pertama pakai celana pendek, hari pertama mandi berdiri, dll. Malah tadinya aku berencana mau aku online-kan di web biar jadi "prasasti" sampe besar nanti. Tapi sejak aku bekerja kembali, wah boro-boro mau bikin catatan. Jadi catatan perkembangan anakku itu berhenti di usia 10 bulan, tepat saat aku masuk kerja lagi." [fer]

"Kalau saya sejak menikah sudah saya buatkan diary mulai dari photo akad nikah, masa subur, check urine yang pertama, check urine yang ke-2 (hasilnya saya cantumkan di diary), kegiatan selama hamil (misal minum obat/vitamin apasaja, jadual periksa, sakit apa saja selama hamil, dll), persiapan melahirkan (membeli perlengkapan apa saja), setelah melahirkan (dapat kartu ucapan saya cantumkan di diary dll). Kemudian sejak anak saya lahir diary-nya berpindah ke file di komputer, saya tulis semua perkembangannya (mulai bisa tengkurap, tepuk tangan, duduk, berdiri, kata pertama, dll), jadual imunisasi, sakit dan obat yang masuk ke mulutnya, pokoknya rajin deh sampai sekarang anak saya sudah 21 bulan. Dicoba saja dipersiapkan dari sekarang untuk membuatkan diary buat si kecil, soalnya jadi tahu perkembangan anak kita, apalagi kalau anak lagi sakit kita jadi tahu kapan terakhir anak sakit dan apa obatnya. Kalau tidak sempat harian ya pas ada moment menarik saja. Yang belum kesampaian sampai sakarang adalah membuat album foto per bulan, nyesel juga tapi bagaimana lagi cuma sempet buat foto per 3 bulan, padahal dulu ingin per bulan sampai 2 tahun bisa buat album fotonya." (yda)

"Baby Book yang sudah jadi sih banyak, tapi kalo aku bikin Scrapt Book. Mulai dari kertas-kertasnya sampai dekor spidol-spidolnya. Selain foto-foto tiap bulan juga aku isi cap kaki-nya dengan cat warna-warni, beda-beda warna/tema tiap bulannya, sesuai dengan perkembangan si kecil. "[my]

"Kalau aku bikin model scrap book saja, soalnya tidak terlalu kreatif sih bikin gambar/lukisan. Jadi di print di komputer pakai gambar-gambar yang ada aja. Aku bikin per bulan, dan setiap bulan ada fotonya sesuai umur. Isinya kurang lebih begini :
Age :
Weight:
Height :
Immunization :
Side effect :
Medical treatment :
Vitamin :
Food :
Feeding time :
Milestones :
Comments : (Ini bisa diceritain kisah2 lucunya)
Illness record : (kalau sakit)
Diagnosis :
Symptoms :
Medical treatment :
Home remedy :
Illness period :

Ada lagi daftar aktifitas perbulan (mulai 4 bln), isinya jadwal makan (apa makannya), tidur, minum susu / juice (berapa mili trus di total liquid per day berapa.). Tapi bikinnya perbulan, karena tiap bulan kan ada perubahan. Ini untuk anak pertamaku, setelah jadi FTM, jadi punya banyak waktu luang. Tapi kalau untuk anak kedua, ada juga sih manfaatnya. Kalau-kalau butuh data perkembangan (buat perbandingan), sakit obatnya apa, cuma si adik sudah tidak sekomlpit begini. Sudah repot sih." [vi]

"Dulu waktu aku hamil tua ngotot banget ingin bikin dairy bayi ini, dan aku juga yakin banget pasti terlaksana, tetapi ya ampun ternyata setelah lahir, lain banget keadaanya. Soalnya kan aku selama 4 bulan pertama, asli mengurus sendiri, jadi bayi umur 40 hari tuh kan, masih perlu adaptasi degan udara di luar rahim, waktu itu anakku rewel sekali, akhirnya aku sering banget begadang kalau malem, siangnya balas dendam deh. Jadi bener kalau orang bilang, siang jadi malam, malan jadi siang. Karena kalau malam babyku itu melek melulu, aku sangat memperhatikan jam dari detik ke detik. Siangnya, karena anak pertama, banyak banget tamu yang berkunjung. Akhirnya aku tidak sempat nulis nulis deh di Diary Baby-ku. Mungkin notes di Word malah lebih sempat, karena ini yang aku teruskan sampai sekarang, Album Photo otes di tiap-tiap foto malah sudah sampai 6 album. Sementara Diary Baby-ku cuma 3 halaman yang terisi." [ndn]

"Tentang diary baby, ada dijual di Gramedia/Gunung Agung kalau tidak salah. Disitu ada perkembangan mulai dari awal sampai si bayi rada gedean. Aku juga menempelkan foto-foto USG si kecil disana, plus foto-foto aku dan papanya sikecil waktu menunggu kelahiran di RS. Foto kawinan tidak ikut kutempeli. Segala tetek bengek perkembangan si kecil sudah ada disitu, kita tinggal mencatat saja. Bukunya kalau tidak salah masih ada yang jual, harganya sekitar Rp. 25 ribu waktu itu, dengan hard cover dan warna-warni. Bagus kok, murah lagi. Coba saja dicari, mudah-mudahan masih dijual ya. " [dna]

"Aku sih yang ada agenda hariannya anak, isinya kurang lebih sbb :
24/4/02
jam 6.00 minum susu 180cc
jam 8.00 mandi pagi, pup sedikit
jam 8.20 makan pagi bubur tim promina
dst...dst...
Mencontek idenya salah satu ibu DI dulu. Gunanya sekalian supaya bisa kontrol anakku yang 75% dipegang oleh baby sitter. Paling kalau ada moment khusus kasih note khusus dibawahnya, misalnya, NB: anakku udah bisa jalan dari kursi ke tv atau NB: sus, jangan lupa si anak dilatih tatur pipis. Kira-kira seperti tu... itu termasuk diary bayi atau tidak sih ?" [fin]

"Iya asik loh baca-baca lagi diary baby waktu dia masih kecil,seneng banget. Bisa jadi referensi juga buat adiknya. Percaya tidak, cuma selisih 2 tahun saja aku sudah lupa dulu kebiasaan anak pertama bagaimana waktu seumur adiknya, untung ada diary. " [st]

"Aku bikin album buat anak-anakku tapi album anak dari lahir sampai umur 7 tahun yang dijual di Gramedia itu. Jadi saat ini masih proses, nanti kalau sudah selesai baru dihadiahkan deh kepada mereka. Banyak tuh model album seperti itu di Gramedia atau toko buku yang lain, tapi kalau mau buat sendiri sih oke juga! " [rie]

"Aku bikin pakai 'due-date' juga tidak selesai-selesai tuh. Kupikir summer ini, aku akan mengerjakan semua. Aku biasanya bikin album/diary kalau pas liburan. Tidak tahu deh nih kapan kelarnya padahal sudah mengumpulkan gambar, stickers, bahkan makanan bayinya pun aku simpen gambar-gambarnya, seperti Gerber tuh. Apa yang dimakan dia pertama kali lalu pas mencobakan susu formula, label-labelnya aku masih simpan semua. O iya, aku juga simpan di MS Word, tapi tiap-tiap beberapa bulan aku print buat back up in case computer aku jebol! Kayak tetangga aku, dia pakai digicam, gambar-gambarnya disimpan di komputer eh, hard disknya jebol! All gone " [quin]

"Kalau aku foto-fotonya aku atur di album foto yang ada tempat untuk menuliskan komentar juga. Harganya sekitar Rp. 54.000 biasanya, isinya 200 foto, lumayan kan? Jadi disetiap foto yg spesial suka aku kasih cerita kecil disampingnya kayak waktu dia pertama keluar dari perut, fotonya pertama kali "diketemukan" dan mencium aku sampai pertama kali bisa berdiri, dll, masing-masing sekalian sama tanggalnya, jadi insyaAllah bisa terekam semua. Gigi pertama sampe ke-4 sih ada tanggal tumbuhnya, tadinya ingin sampai semua gigi susunya keluar tapi kenyataannya kemudian mulai lupa deh! Yang aku simpan sampai sekarang juga tali pusernya, terus rambutnya pas pertama kali, dibotak dan suvenir ultah pertamanya kemarin." [ndy]

0 komentar: