Menangis Bukan Berarti Cengeng

BENARKAH seorang bayi harus lebih sering menangis bila perlu cubit dia agar menangis. Konon, tangisan bayi adalah olahraga baginya.

Tangisan seorang bayi sebaiknya dipandang positif. Terkadang ada orang menganggap anak yang sering menangis sebagai cengeng. Padahal, tangisan itu merupakan satu bentuk komukasi si bayi karena belum bisa bicara.

Seperti yang dipercaya Erna Bambang, 35, dia membiarkan si kecil yang baru dilahirkan seminggu lalu menangis di pagi hari. "Saya biarkan saja, dia sedang berolahraga," ujar ibu rumah tangga ini dengan wajah berseri.

Menurut Erna, dia tak perlu mengkhawatirkan kondisi si kecil yang menangis di pagi hari, apalagi bila tidak ada tanda-tanda badannya sakit. "Kata dokter ini akan menyehatkan jantungnya," ujarnya.

Tentang tangis bayi, psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana mengatakan, ini adalah cara bayi melakukan komunikasi. "Satu-satunya alat bantu komunikasi bayi adalah melalui tangisan," katanya.

Menurut dia tangisan di usia 0-3 bulan lebih banyak berkaitan dengan sesuatu yang dirasakan tidak nyaman bagi si bayi. Misalnya, lapar, berkeringat atau popoknya basah setelah pipis. Bisa juga karena bayi merasakan sesuatu yang sakit.

Kemudian, di usia empat bulan sampai satu tahun, tangisan bayi biasanya berkaitan langsung degan fisiknya. Di usia itu biasanya anak sudak bisa merasakan cemas. Misalkan si bayi tidak melihat ibunya atau tak terlihat di pandangan dia, maka si bayi bisa menangis.

Pada usia sembilan bulan, biasanya tangisan bayi berkaitan dengan rasa frustasi yang dialaminya. Contohnya, kalau si anak sedang memainkan sesuatu, tapi tak bisa, maka ia akan frustasi dan menangis. Bisa juga bila si anak minta diperhatikan, maka si kecil akan menangis. Bertambah besar usianya, maka misi si anak menangis berbeda-beda.

Tentang mitos, sebaiknya seorang bayi harus sering menangis, dan bila perlu dicubit agar menangis karena menangis adalah olahraga bagi bayi. Vera mengatakan, benar-tidaknya mitos itu tidak dapat diketahui persis. Karena hingga kini, belum ada penelitian ilmiah yang berkaitan dengan hal tersebut.

Ungkapan mitos tadi mungkin dimaksudkan agar si ibu jangan terlalu panik dan khawatir bila anaknya menangis. Menangis bagi bayi itu bagus. Jadi mitos tadi bisa saja tujuannya untuk meminimalisasi kekhawatiran ibu menyaksikan anaknya sebentar menangis.

Tapi yang pasti, seorang bayi tidak boleh menangis terlalu lama atau lebih dari lima menit. Itu akan berpengaruh kepada proses attachment si anak dengan ibu atau pengasuhnya. Kalau si bayi dibiarkan terlalu lama menangis, dia akan merasa in secure atau tidak aman dengan lingkungannya. Dalam hatinya, si anak akan mengatakan, "Kenapa kok saya butuh sesuatu ini tidak langsung dipenuhi."

Meski tak boleh dibiarkan terlalu lama menangis, ketika si anak sedang menangis jangan serta-merta langsung menggendongnya. Tanpa mengetahui si bayi menangis karena apa?" Itu tidak baik juga.

Sebaiknya, lihat terlebih dahulu si anak menangis karena butuh perhatian atau kedinginan, maka tidak apa-apa si anak digendong. Tapi kalau si anak menangis karena popoknya basah, tidak baik bila langsung digendong karena dia akan terus menangis.

Vera menambahkan, ada literatur (buku) yang bisa dibaca berkaitan dengan jenis-jenis tangisan bayi. "Tapi, yang pasti guru terbaik untuk mengenali tangisan bayi adalah pengalaman si ibu atau pengasuh bayi sendiri ?" paparnya.
(sindo//tty)

0 komentar: