Para peneliti dari Universitas Wayne State, Detroit, Amerika Serikat (AS), menyimpulkan bahwa lemak omega-3 sangat berperan dalam perkembangan otak bayi agar lebih cerdas. Pasalnya, dalam lemak omega-3 terkandung docosahexaenoic acid atau yang dikenal DHA.
Zat inilah yang memiliki peran besar dalam perkembangan otak bayi dalam kandungan. Untuk itu, para peneliti dari Universitas Wayne State merekomendasikan para ibu hamil mengonsumsi makanan yang mengandung lemak omega-3 karena mengandung DHA.
Konsumsi DHA rata-rata per hari sekitar 300 miligram. Lemak omega-3 banyak ditemukan pada beberapa jenis ikan, seperti ikan salem, sarden, tuna. Selain itu, sumber DHA bisa didapatkan dari suplemen minyak ikan dan rumput laut yang mengandung vitamin untuk masa kehamilan.
Penelitian yang dirilis dalam laporan Journal of Pediatrics menambahkan, mengonsumsi DHA sangat penting, terutama pada semester ketiga, ketika pembentukan jaringan otak bayi berlangsung pesat.
"Penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya DHA dalam perkembangan otak," ujar Ketua Peneliti dari Universitas Wayne State Dr Joseph L Jacobson, seperti dikutip dari Reuters Health.
Para ilmuwan melibatkan sekitar 109 bayi yang semasa dalam kandungan mengikuti program penelitian ini. Ketika lahir, bayi yang memiliki kadar DHA dari omega-3 ternyata memiliki perkembangan otak lebih baik dan mata yang sehat. Biasanya para bayi memiliki kadar DHA sama dengan sang ibu.Itu terjadi karena sang ibu yang mengalirkan atau memengaruhi struktur DHA bayi. Dalam jurnal sebuah majalah kedokteran menyatakan, saat janin sedang melakukan perkembangan otak, ibu hamil lebih memerlukan DHA. Terutama, tiga semester menjelang perkembangan otak sang bayi. Dengan demikian, dalam dietnya sang ibu juga membutuhkan DHA untuk perkembangan sang bayi.
Penelitian ini menegaskan bahwa lemak omega-3 dan DHA lebih efektif ketika diberikan saat bayi dalam kandungan, bukan diberikan ketika sudah lahir. Pasalnya, menurut peneliti Universitas Wayne State di AS, para ibu hamil kurang memperhatikan asupan lemak omega-3 yang kaya DHA setelah melahirkan.
Menurut Jacobson, mengonsumsi DHA jauh sebelum bayi dilahirkan lebih berpengaruh positif dibandingkan mengonsumsi air susu ibu (ASI) setelah melahirkan. Hal tersebut terbukti setelah dilakukan penelitian selama tiga semester terhadap bayi yang memiliki kadar DHA tinggi.
Meski demikian, Jacobson meminta agar wanita hamil tetap berhati- hati mengonsumsi ikan atau makan mengandung lemak omega- 3. Sebab, banyak ikan yang memiliki kadar merkuri tinggi, seperti ikan hiu, todak, makarel, jubin. Untuk itu, Jacobson menyarankan kepada wanita hamil lebih baik mengonsumsi minyak ikan dalam bentuk kapsul atau suplemen lainnya.
Penelitian Jacobson didukung hasil penelitian sekelompok ilmuwan dari Quebec, Kanada. Dalam penelitian itu, mereka membagi dua kelompok perempuan wanita hamil yang melakukan diet secara tradisional dengan makanan sehat seperti ikan. Satu kelompok lain mengadopsi diet modern. Hasilnya, ketika melahirkan kelompok yang melakukan diet secara modern memiliki kadar DHA rendah dibandingkan kelompok yang melakukan diet secara tradisional.
Saat bayi mereka berumur enam bulan, kelompok peneliti ini memberikan tes berupa ketajaman visual dan ketajaman memori. Dari tes tersebut, para peneliti mendapatkan bayi yang memiliki kadar DHA lebih tinggi ternyata lebih pintar dibandingkan bayi yang memiliki kadar DHA rendah.
(sindo//tty)
0 komentar:
Posting Komentar