Balita : Wapadai Rotavirus

Jangan anggap remeh diare pada balita. Apalagi diare yang disebabkan oleh rotavirus karena sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Diare ini biasanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun.

Rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare akut pada anak-anak balita di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyebut rotavirus telah menyebabkan kematian kurang lebih 527.000 anak tiap tahun.

Di Indonesia sendiri kematian balita akibat penyakit diare lebih tinggi daripada pneumonia, penyebab tipikal kematian bayi.

Diare akibat kuman pada umumnya banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, tapi untuk kasus rotavirus perbandingannya hampir sama antara anak laki-laki dengan perempuan.

"Diare yang disebabkan oleh rotavirus merusak mucosa usus, sehngga makanan yang masuk tidak dapat diserap oleh tubuh, akibatnya tekanan osmosis dalam usus meningkat, yang mengakibatkan usus mengambil cairan dari bagian tubuh lain, yang menyebabkan penderita mengalami dehidrasi," ujar Dr Yati Soenarto, PhD, dokter anak dan konsultan Gastroenterology pada Departemen Kesehatan Anak FK-UGM.

Rotavirus biasanya menyerang bayi dan balita sebelum usia dua atau tiga tahun, dan penyakit ini tidak dapat ditangani dengan antibiotik atau pengobatan lainnya. Selain menyerang usus ternyata rotavirus juga menyerang saluran pernafasan dan otak, namun paling banyak menyerang ke usus.

"Diare karena rotavirus gejalanya sering muntah-muntah dan kekurangan cairan berat, tidak ada darah pada BAB-nya, dan kekurangan nutrisi karena tidak ada makanan yang diserap oleh tubuh," ujar Dr Yati yang juga merupakan Direktur Center for Clinical Epidemiology and Biostatistic di UGM.

Sampai saat ini pencegahan yang paling baik adalah dengan vaksin antirotavirus, dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Karena berdasarkan penelitian, ada antirotavirus alami yang terdapat dalam ASI. Penularan penyakit ini bisa melalui kontak langsung dan secara oral.ver/det

0 komentar: