Khitan/Sunat bayi

Sumber: Ibu-ibu DI

Tanya

Ternyata ada yang lebih penting lagi, anakku kena ISK lagi, padahal usia 9 bulan pernah kena juga sudah diobati, tapi ternyata kuman/bakterinya masih terus ada. Phimosis-nya juga masih. Dsa anakku merujuk untuk circumsisi secepatnya dari pada kumannya berputar-putar terus, meski sudah diobati antibiotik beberapa kali, menurut dsa, ISK ini ada kaitannya dengan susah makannya, berat badannya yang kurang dan bisa mengakibatkan pertumbuhannya terlambat. Karena hal tersebut, maka kami memutuskan untuk secepatknya melakukan khitan/sunat. Aku minta info dan sharingnya ibu yang pernah melakukan sunat/khitan bayi, anakku umurnya 12 bulan),
- kenapa disunat? terutama karena alasan medisnya apa?
- dilakukan oleh dokter? atau mantri? dimana? biaya?
- prosesnya bagaimana?
Aku tunggu ya bu, Insya Allah, kami sudah mantap mau khitan, ketika ultahnya yang pertama tega tidak tega deh, Mohon doa restunya juga, semoga niat ini bisa terlaksana dengan baik doakan juga ya, semoga dengan melaksanakan sunah nabi ini, anakku, terutama kondisi kesehatannya makin baik, dan pertumbuhannya bisa kembali normal, amin [Ley]

Jawab

Turut prihatin ya sama kondisinya anak mbak, aku doakan mudah-mudahan cepat sembuh, yang sabar ya, memang kalau anak sakit kita sedihnya bukan kepalang, kadang aku berdoa biar sakitnya dilimpahkan ke aku saja. Soal khitan, anak-anakku sudah disunat waktu mereka usia dibawah 1 bulan
- kenapa disunat? terutama karena alasan medisnya apa?
karena alasan kesehatan dan kebersihan. Kebetulan di sini bayi cowok itu kalau mau disunat dianjurkan usia dibawah 30 hari.
- dilakukan oleh dr? atau mantri? dimana? biaya?
oleh dokter mereka. Di ruang khusus ditempat prakteknya dia. biayanya $250.
- prosesnya bagaimana
jadi nanti si bayi di tidurkan ditempat tidur khusus yang ada ikatan buat ke dua kakinya dan tangan (kasihan melihatnya tidak tega, waktu itu suamiku yang menemeni. Sunatnya sendiri cepat paling cuma 5 detik, tapi prosesnya sekitar 15-30 menit. Anak-anak menangisnya sebentar kok, begitu diapernya dipakein lagi (yup! bisa langsung pakai diaper) terus digendong suamiku tangis mereka berhenti, sunatnya juga cepat keringnya dan setelah itu bayinya akan lupa [RKM]

Aku mau berbagi saja, kalau suamiku juga dulu umur 3 bulan sudah disunat. Kalau dia masalahnya *kata ibu mertuaku* karena kalau pipis sering menangis kesakitan. Dulu disunatnya di RS Carolus. Jadi mbak tenang-tenang saja, bayangkan dulu suamiku tahun 1974 disunatnya, pasti tehnologi sekarang sudah super canggih, Insya Allah hasilnya juga lebih bagus [WA]

Anakku dulu khitan waktu umurnya baru 1 bulan. Penyebabnya sama Phimosis juga, dulu khitannya di RSPP pakai metode laser oleh dokter bedah anak. Biayanya waktu itu tahun 2001 Rp 1.000.000,- Mahal memang, tapi secara anakku baru 1 bulan, aku sama suamiku khawatir saja ada apa-apa kalau sunatnya di mantri. Jadi setelah konsultasi sama DSAnya kami putuskan dikhitan di RS saja jadi kalau ada apa-apa bisa langsung ke DSAnya. Prosesnya tidak lama, biusnya juga lokal. Orangtua boleh masuk menemani. Dulu malah aku bertiga sama mertuaku di dalam, ibuku menunggu diluar. Sembuhnya cepat, 3 hari juga sudah kering [Ml]

Dulu anakku disunat umur 10 bulan, karena fimosis juga. Dilakukan oleh dokter bedah anak (dr. darmawan) di RS Setia Mitra. Biaya waktu itu tahun 2003 sekitar Rp 2.000.000,-. Karena faktor usia, umur 10 bulan tidak mungkin bius lokal di penisnya saja, soalnya pasti meronta-ronta, jadi harus bius umum, pakai yang dihirup itu (katanya ini lebih ringan ketimbang yang disuntik). Semalam sebelumnya puasa dulu. Untuk sunat ini pakai dokter anastesi khusus, jadi yang bius bukan dokter bedahnya. Prosesnya sendiri aku tidak lihat, karena tidak boleh masuk, tapi cuma sekitar setengah jam di dalam, waktu aku masuk si bayi langsung dibangunkan. Dan waktu bangun itu anakku juga tidak teler, langsung ngoceh agak marah-marah (sebel karena ditinggalkan ke orang yang tidak dikenal kali ya). Sampai rumah juga langsung biasa saja, langsung lincah, malamnya sudah manjat-manjat kursi lagi. Lukanya juga cepat sembuh, kira-kira sekitar 3-4 hari saja [Rn]

Aku juga pernah merasakan anak sakit-sakitan sepanjang bayinya. Anakku satu laki-laki. Waktu lahir sampai usia 3 bulan berat badan normal cenderung gemuk. Masalah timbul setelah dikasih DPT 1. Habis itu dia sakit terus, kepalanya pun panas terus. Terakhir usia 4 bulan, aku menemukan darah (sedikit, sejari kelingking) di diapernya. Oleh dokter, anakku dibilang infeksi saluran kencing. Ini yang membuat dia panas/demam terus. Akhirnya umur 4 bulan di operasi sirkumsisi. Namanya operasi dan yang melakukan dokter bedah dan dibius segala. Operasinya cuma sejam. Kita tidak boleh menunggui/masuk kamar operasi. Habis itu, dia harus dirawat di rs sekitar dua jam, untuk melihat reaksinya setelah selesai operasi dan bius hilang. Disini kita tunggui sampai dokter bilang boleh pulang. Alhamdulillah tidak ada komplikasi. Dan sembuhnya cepat. Sekitar sebulan. Tapi tidak bisa pakai diaper dulu. Ya, repotnya pas disini. Dan kita harus jaga bekas operasinya yang masih basah. Tapi selain itu, tidak ada masalah besar. Biayanya sekitar Rp 3.000.000,- (tahun 2002). Yang paling mahal karena pakai dokter bedah itu. Di RS daerah pondok bambu. Untuk soal infeksinya, sudah beres. Tapi anakku masih sakit terus. Berat badannya turun drastis dan dia jadi kurus. Umur setahun baru ketahuan kalau ternyata sistem imun badannya jelek sekali karena ada alergi (dokternya pakai istilah punya sensitifitas tinggi terhadap beberapa substance). Termasuk terhadap substance yang ada di vaksinasi. Aku bisa merasakan sekali kondisi Mbak dan anak. Mudah-mudahan ada jalan keluarnya ya, Mbak [Dvn]

Anakku disunat pada usia 2 tahun. Alasannya memang kita saja ortunya ingin cepat menyunatkan. Disamping itu waktu kontrol reguler dokternya bilang kalau penis Irsyad cenderung menyempit ujungnya. Karena tidak ada keluhan dokter sini bilang kita lihat saja dulu perkembangannya bagaimana. Kebetulan waktu pulang kampung kemarin, kita niat mau sekalian sunat. Di Bandung ditangani sama Urolog. Setelah di cek, terlihat ada kencederungan kearah fimiosis. Dokternya bilang ya sebaiknya disunat saja jangan tunggu ada keluhan dulu. Kemudian disunatlah Irsyad oleh Urolog itu. Melalui operasi dengan metoda Klasik di RSHS. Karena ada kecenderungan fimiosis itu menurut dokterku hanya bisa pakai metoda klasik, tidak bisa pakai yang lain misalnya cincin atau Laser. Persiapan sebelum operasi konsul ke dokter anak dulu, cek Lab,(darah, HB, laju endap darah sama apa lagi ya lupa) kalau dokter anak menyatakan kondisi sudah siap untuk operasi segera dilaksanakan. Alhamdulilah anakku pulih total dalam 5 hari. Moga-moga membantu ya, memang tidak mudah lihat anak kita tergolek dimeja operasi [SK]

Mbak, kalau baca dari masukannya ibu-ibu sepertinya insyaAllah jangan terlalu kawatir ya mba..(hiks..namanya anak pasti kawatir terus ya)..tapi bersyukur alhamdulillah masih ada yang dikawatiri ya tidak mbak [NMY]

Assalamualaikum Mbak Ley, anak mbak mesti disunat? Ya Allah aku tidak bisa membayangkan anak bayi disunat. Tapi kalau itu demi kebaikan dan kesehatan, mungkin lebih cepat lebih baik ya...toh, InsyaAllah nantinya juga akan disunat. Aku bisa meraskan ketakutan dan kekhawatiran mbak walaupun aku tidak punya anak cowo. Dulu saja ponakanku mau dikhitan aku tidak tega malah menangis padahal yang mau dikhitan tenang-tenang saja. Tapi alhamdulillah sekarang sudah semakin canggih kok mbak, bisa pakai dokter/mantri dan pakai laser.InsyaAllah anak mbak tidak papa dan semua berjalan lancar ya mbak....amin [Ri]

Anak-anakku (dua-duanya laki-laki, umur 32 bulan dan 6 bulan) sudah disunat sejak berumur 1 hari (1 hari dibutuhkan untuk melihat kondisinya setelah lahir kalau stabil baru disunat). Waktu itu alasan kita menyunat mereka adalah faktor kebersihan yang akan menunjang kesehatan dan tentu saja faktor agama. Sempat bingung jugag antara mau menyunatkan waktu bayi atau nanti kalau sudah besar seperti tradisi di Indonesia, tapi akhirnya kita memilih untuk menyunatkan mereka waktu bayi saja setelah tanya-tanya dan riset di internet. Sunatnya dilakukan oleh dokter, anak pertama dilakukan oleh dokter kandunganku (ObGyn) di Houston (kebetulan anak pertama lahir di Houston, disana juga biasa lho anak baru lahir disunat) lalu anak kedua dilakukan oleh dokter bedah di Kuala Lumpur (yang kedua lahir di Malaysia). Untuk biaya aku terus terang lupa biaya sunat anak pertamaku, sementara yang kedua kira-kira RM700 (Rp.1.750.000) di rumah sakit swasta yang tergolong besar. Prosesnya, kebetulan aku tidak lihat dua-duanya karena tidak tega, suamiku hanya lihat proses sunat anak keduaku (kita tidak boleh lihat proses sunat anak pertamaku kata ObGynku, kita berdua tidak akan tega). Menurut suamiku, prosesnya cepat sekali dan anakku menangisnya cuma sebentar, biusnya lokal. Anak pertamaku pakai metode Gomco Clamp, sementara yang kedua pakai metode Plastibell. Menurutku metode Gomco lebih nyaman buat bayinya karena 'burungnya' tidak dikasih cincin plastik (yang akan copot sendiri kira-kira> seminggu kemudian). Perawatannya pun mudah sekali buat bayi baru lahir (apalagi mereka masih hobby tidur tidak gerak-gerak jadi lebih cepat sembuh lukanya). Anak pertama cuma dikasih petroleum jelly, ditutup sama kassa steril dan pakai diaper lagi, yang kedua agak berbeda dikasih cream (kalau tidak salah antibiotik tipis-tipis sekali pakainya) lalu pakai diaper, semuanya tidak ada obat oral sama sekali. Oh ya, seminggu setelah sunat biasanya kita harus kontrol ke dokter lagi untuk diperiksa hasilnya (waktu anak pertama yang kontrol hanya DSA saja sekalian cek bayi baru lahir, anak yang kedua kontrol sama dokter bedah yang sunat) Alhamdulillah mereka cepat sembuh, dan sampai sekarang perkembangan mereka berdua alhamdulillah normal-normal saja. Kalau mau riset via internet banyak info tentang circumcision ini, lengkap sama metode dan foto-fotonya (salah satunya (http://www.infocirc.org/methods2.htm) biar bisa membayangkan seperti apa kalau anak mbak disunat). Semoga anak mbak lebih baik kondisi kesehatannya setelah disunat nanti [Ftr]

Rencananya anakku disunat, setelah antibiotiknya habis, minggu ini, terus setelah hasil kultur urinnya keluar, Insya Allah minggu depan. Mohon doanya ya, semoga kami diberi kekuatan menjalaninya & anakku diberi kesehatan lahir batihn, sebelum & sesudah circumsisi. AMIN [Ley]

0 komentar: