Memilih Alat Gendong yang Tepat



Menggendong si kecil bisa juga dengan alat bantu. Kalau pilihan Anda pas, bayi akan nyaman plus “menyatu” dengan Anda. Anda akan tetap bebas bergerak kok.

Bayi mana yang tak suka suka didekap atau dipeluk! Ya, kalau digendong, si kecil akan merasa lebih dekat dan nyaman dengan Anda, bunda tercinta. Makanya, ketika bepergian, sebagian besar bayi lebih suka digendong. Repot dan pegal juga jika tangan Anda harus terus menerus menyangganya. Kenapa Anda tidak pakai alat bantu menggendong saja?

Lihat–lihat kondisi bayi…

Biasanya, bayi yang masih kecil, sekitar 2-4 bulan, masih butuh dekapan orang tuanya. Maka itu, ia akan merasa super nyaman kalau digendong di depan (saling berhadapan). Konon, posisi ini bisa membuatnya lebih jarang menangis. Kalaupun rewel, akan lebih gampang membujuknya. Bukankah Anda berdua sedang heart to heart ?

Tidak cuma itu. Si kecil juga nggak bakal kerepotan kalau tiba-tiba mau menyusu. Hanya saja, makin besar bayi Anda, makin tidak nyamanlah dia. Jadi, mau tidak mau Anda musti ganti cara menggendong.

Pada bayi yang lebih besar, otot lehernya sudah lebih kuat menyangga kepala. Makanya, ia bisa digendong di belakang atau di pinggang.

Ini kiat memilihnya!

Masing-masing alat bantu gendong punya kelebihan dan kekurangan. Kalau sudah begini, lalu apa yang perlu diperhatikan?

Gendong di depan

* Bayi usia 2-4 bulan. Paling pas dengan alat bantu yang bentuknya mirip selendang (sling). Dengan model ini, ia bisa juga digendong dalam posisi tidur.

* Bayi usia 4-5 bulan .

* Alat gendong yang bentuknya mirip ransel atau kantung paling cocok untuk si kecil. Kaki mungilnya bisa menggantung dan juga tetap bebas bergerak.

* Sebaiknya, pilih alat bantu yang ada penyangga kepalanya. Dengan begitu, kepala si kecil akan “tertahan” saat tertidur.

* Posisi si kecil? Bisa face to face atau membelakangi Anda. Posisi yang terakhir ini memungkinkannya untuk tetap lekat dengan Anda sekaligus lebih bebas melihat dunia luar.

Gendong di belakang

* Alat bantu yang dipakai juga yang mirip kantung atau ransel. Hanya saja, kontruksinya akan lebih kokoh.

* Bila bayi sudah kuat menyangga kepalanya, pilih saja alat bantu yang didesain tanpa penyangga kepala.

* Agar nyaman, berat badan bayi yang digendong maksimal 15 kg. Lebih dari itu, alat gendong ini sudah terlalu sempit dan tubuh Anda juga tak leluasa bergerak.

* Posisi bayi Anda? Seperti sedang naik kuda-kudaan. Bagian depan tubuhnya menempel pada punggung Anda. Dengan begitu, si kecil kelihatan lebih tinggi dan lebih bebas melihat ke sekelilingnya.

Gendong di pinggang

* Boleh-boleh saja alat gendong jenis ini digunakan. Hanya saja, Anda akan lebih cepat capai dan pegal karena posisi tubuh Anda akan miring sebelah selama beberapa waktu.

* Komunikasi dengan si kecil tetap oke dan gampang.

Kapan perlu digendong?

Jangan mentang-mentang jalinan kasih dengan anak bisa makin erat, lalu Anda selalu memaksa menggendongnya. Lihat-lihat dulu kondisi si kecil. Apalagi, ada bayi yang sejak lahir lebih suka tidur di boks. Kalau sering-sering digendong, ia malah menangis. Nah, bila bayi Anda termasuk tipe ini, Anda perlu juga “menghormati” keinginannya.

Bisa juga, mood si kecil sedang nggak oke. Plus lagi, ia sedang kepanasan. Pantas saja, kalau bayi Anda tidak mau “disekap” dalam alat gendong. Jangan dipaksa. Bisa-bisa, ia malah makin rewel.

Perlu dicatat, jika bayi Anda sudah duduk tegak, jangan terlalu sering digendong. Ia kan perlu juga mengembangkan keterampilan otot-ototnya, yakni belajar merangkak atau berguling-guling. Kapan pintarnya kalau sebentar-sebentar digendong? Jadi, Andalah yang harus peka dan memutuskan kapan bayi Anda perlu digendong dan kapan tidak.

Retno W. Supriyadi

0 komentar: