Mengganti baby sitter dengan pembantu rumah tangga

Sumber: Ibu-ibu DI

Tanya

Dear ibu yang baik, Habis lebaran ini aku berencana tidak pakai baby sitter lagi. Aku mau pakai pembantu rumah tangga saja. Selain karena anakku sudah 18bulan, juga karena baby sitter mahal. Tapi rupanya aku merasa deg-degan juga ya, takut kerepotan. Sudah kebiasaan kalau anakku ditinggal, semua beres diurus oleh baby sitter. Sekarang aku agak takut kalau pergi-pergi anakku diserahkan ke pembantu rumah tangga. Bagaimana ya mengajari pembantu biar bisa paling tidak menyuapi anak. Anakku susah sekali makannya. Selain itu, kalau pakai baby sitter kapan saja dia pergi kita bisa dapat penggantinya, kalau pembantu tidak bisa begitu. Ada yang pernah mengalami pindah dari baby sitter ke pembantu tidak ya [Snt]

Jawab

Mbak, saya tidak ada pengalaman dengan Baby sitter tapi masalah pengurusan anak berjalan baik, cari saja pembantu yang pendidikannya minimal SMP jadi agak pintar untuk diajari, kalau bisa sebelum si baby sitter keluar pembantunya sudah ada jadi dibiasakan dan diajari kebiasaan anak kita dari A-Z dari baby sitternya [Ad]

Aku ganti baby sitter ke pembantu waktu anakku pas 1tahun. Aku ganti karena waktu itu dia hamil dan hamilnya sudah agak besar juga, jadi dia yang mengundurkan diri sendiri. Pembantu yang aku ambil waktu itu umurnya masih kecil, 15tahunan ada, tapi untungnya, itu pembantu memang kira-kira sudah 6 bulan sebelumnya kerja sama aku, anaknya bersih dan cukup bisa diajari. Jadi kira-kira 1 bulan sebelum si baby sitter pulang, si baby sitter aku tugasi untuk training si pembantu, dari mulai mencuci baju anakku (cuci bajunya pisah) sampai pakai sterilizer dan kasih makan anak sesuai jadwal. Jadi setelah si baby sitter pulang, pembantu itu yang jaga anakku dan aku ambil pembantu baru buat pegang rumah. Dan cara training yang sama berlaku juga saat peralihan dari pembantuku yang dulu ke pembantu yang sekarang pegang anakku. Cuma menurut aku baby sitterku itu memang beda sama pembantu, baby sitter itu lebih sigap dan inisiatif mengurus anakku, mungkin karena dia memang menang pengalaman yah atau mungkin juga tergantung orangnya, cuma yah itu, harganya juga beda :)) [Fio]

Sejauh ini alhamdulillah pembantu yang jaga anakku sabar sekali dan telaten merawat anakku, kadang sabaran dia daripada aku. Pegang anakku sejak anakku 3 bulan, anaknya bersih dan 'gaul' dandanannya tidak seperti pembantu, jadi mungkin tergantung orangnya ya cuma memang dari pertama aku memang cerewet sekali mengatur bagaimana dia mesti menangani anakku [Dil]

Mbak Fio, yang pasti: harganya beda. Yang belum pasti: kemampuan dan personality (quality/pengalaman) si pekerja itu sendiri.

Mbak Snt,
- menurut saya caranya ya pertama harus cari pembantu yang sudah dari sananya bisa mengasuh anak 18 bulan (1.5 tahun sudah cukup besar, anak mbak badannya besar dan sehat sekali tidak?) tanya sabar tidak kalau kasih makan anak yang susah makan. Kalau memang mereka tidak sabar, mereka akan langsung tolak kita. (Apesnya kalau mereka iya-iya saja, tapi ternyata hasilnya mengecewakan. Tapi ini bisa terjadi juga dengan baby sitter)
- lalu kita ajari cara kasih makan, jadwal makan, masak makanannya, steril botol, kebersihannya, menjaganya, cara pegang tubuh si anak (kalau baby kita kecil kurus), dan semuanya.

Yang mbak Snt maksud dengan "baby sitter bisa menyuapi anak (yang makannya susah)" tentunya karena si pekerja kita tersebut punya ketelatenan/kepintaran/kesabaran/pintar menarik perhatian/pintar mengalihkan perhatian anak/dan lain-lain? (bukan karena jabatannya adalah baby sitter saat diambil dari yayasan baby sitter betul khan mbak? jadi itu karena orangnya, dan demikian pula pembantu yang kepribadiannya sabar, pintar mengasuh anak, pintar menarik perhatian anak, pasti bisa menyuapi anak kita juga. Tapi pengalaman saya tidak banyak, tapi akan saya share sebagai berikut,
anak pertama :
- Sep 2000 saat lahir = sampai dengan umur 4 bulan - ex-baby sitter (tidak bayar yayasan) Rp.500.000,-/bulan all in (dia dapatnya Rp.400.000,- perbulan dari kakak saya, lalu ikut saya saya langsung kasih segitu karena saya puas sekali dengan hasil kerja dia selama 2-3 tahun di rumah kakak saya, top sekali deh, sabar/telaten/pintar/bisa dipercaya, bersihnya minta ampun juga sepertinya sama anak kita baik/tulus).
- Mar 2001= 6 bulan s/d 15 bulan pembantu (muda 17 tahun tapi sabar dan 'tua' orang Jawa Tengah dari yayasan di cempaka putih, pulang Lebaran) = Rp.150.000,-
- Januari 2002 = baby sitter tua sekali, 1 bulan saja = Rp.350.000,- all in. Ingin gaji besar kali (bukan dari yayasan)
- Feb 2002 = baby sitter, 1 bulan kali = Rp.350.000,- tidak trampil, sakit darah tinggi (dari yayasan)
- Mar-April 2002 = 2 bulan kali = Rp.350.000,- mau ke LN (dari yayasan), 1 hari saja, baby sitter dari yayasan, alasannya anakku nakal. Padahal anakku belum bisa bicara dan belum pernah pukul orang, jadi karena dia malas karena anakku gendut jadi berat kalau terpaksa gendong saat meniduri misalnya. Dan anakku aktif, jadi dia malas 'bergerak'.
- Mei - Juli 2003 = 2 bulan kali = Rp.350.000,- dari yayasan pacaran sama tetangga, abaikan anak. saya keluarkan, belakangan dia stress pacarnya tersebut tidak mau kawin sama dia sampai dia panggil polisi.
- Juli 2002 s/d saat ini = pembantu = Rp.200.000,- berarti sejak umur hampir 2 tahun ya. pembantuku ini bagus juga. Terampil dan sabar, bersih, bisaan, pribadinya juga baik dalam hal sopan santun, tahu diri (tapi dia sekarang sudah kawin, gantinya teman dia dari kampung, bagus juga). Bahkan pegang bayiku yang baru lahir akhir August 2002 lalu sampai sekarang, mana bayiku kecilll sekali waktu lahir. Dibantu pembantu lain tentunya untuk pegang khusus rumah. Sudah sejak Dec 2002 s/d June 2003 pembantu yang khusus rumah ganti 1000x kali, karena macam-macam masalahnya, ada yang malas kerja, ada yang kalau main keluar rumah 4 jam sekaligus berkali-kali lagi, ada yang iri sama yang pegang anak no.1 dan yang pegang babyku (3 pembantu saat itu) sambil fitnah bahwa aku mengguyur air ke dia gara-gara aku panggil tidak dengar(wah bisa aja tuh pembantu!) pulang alasannya anaknya masuk sumur (itu alasan klasik pembantu lho, sudah dengar?), ada yang masih kangen kampungnya karena masih 15 tahun, ada yang menginap rumah pacarnya di bekasi, ada yang kabur tidak tahu alasannya, padahal aku kerja pagi sampai malam, sedangkan dirumah si pembantu yang si ATIKA itu pendiam dan jarang ngomong tapi manis/keren. Suamiku tidak pernah bicara sama pembantu. Jadi pengalaman sekali sama pembantu yang mbalelo macam-macam. Karena uang saya tidak ambil baby sitter lagi sejak tahun lalu. Sekarang saya ada 2 pembantu dan 1 saudara, masing-masing Rp.200.000,- tapi aku suka belikan baju untuk pembantu setiap bulannya [An]

Pembantu dan baby sitter tetap ada bedanya. Kalau menurut pengalamanku, Baby sitter lebih bersih dan rapi terhadap kebutuhan anak. Baby sitterku dulu, semua perlengkapan makan anakku, sampai sendok dan mangkok harus direbus. Lemari pakaian anakku juga rapi sekali. Singlet sama singlet, baju rumah, baju pergi dipisah. Terus baby sitter lebih mudah diajarin "ilmu baru" Misal kasih saja Nakita suruh baca cara membuat bubur tim apa. Nah dia baca dan membuat sendiri. Tapi baby sitter lebih "belagu" kalau sudah lama suka ngelunjak. Baby sitterku dulu kalau dimarahi berani membantah, ngeselin sekali. Pembantu meskipun kurang bersih, tapi lebih sayang sama anak (kebetulan pembantuku sudah lumayan tua dan pengalaman mengurus anak sendiri). Cara mengasuh anak juga berdasarkan pengalaman, bukan teori. Sudah begitu pembantu lebih menghormati kita, maksudnya kalau dibilangi/dimarahi, ya dia dengarkan. Kalau dapat pembantu yang baik, dan anak sudah besar, menurut aku lebih baik pakai pembantu [Vt]

0 komentar: